Top News

Belanja di Pasar Tradisional Dengan Ibu

Pexels.com/Ilustrasi foto pasar tradisional

Setiap akhir pekan, tentunya semua orang berpergian keluar kota ataupun jalan-jalan hanya sekedar menghilangkan rasa penat. Berbeda dengan orang lain, saat akhir pekan aku menemani Ibu untuk berbelanja ke pasar tradisional di dekat rumahku. Mungkin, terdengar biasa saja namun bagiku momen itu hal yang sangat aku tunggu.

Aku dan Ibu memiliki kesibukan masing-masing, setiap hari Ibu bekerja dari pagi sampai menjelang malam dan aku sebagai mahasiswa yang menjalani perkuliahan secara daring maupun luring di kampus. Aku bisa bertemu dan berinteraksi dengan Ibu saat makan malam bersama keluarga saja. Setelah itu, Ibu merasa lelah dan memilih untuk istirahat sehingga, waktu kami untuk saling berinteraksi hanya sedikit. 

Akhir pekan pun tiba, dimana hari yang aku tunggu untuk bisa berbelanja dengan Ibu. Kami memilih untuk pergi ke pasar tradisional dekat rumah, yang bernama Pasar Kaget. Bagiku, pasar tradisional memiliki keunikannya tersendiri yaitu menjual berbagai jenis bahan pangan seperti sayur-sayuran, telur, bumbu masak, daging dengan harga yang terjangkau. Sering kali, pasar juga menjadi tempat cerminan kehidupan seseorang. Di tempat inilah, dimana para petani, nelayan, tukang, dan pedagang berkumpul untuk menghasilkan rezeki. Maka, tak sedikit orang-orang mengunjungi pasar tradisional untuk membeli kebutuhan di rumah.

Suara klakson angkutan umum dan tukang parkir membantu pengunjung memarkirkan kendaraan menyambutku. Tidak membedakan Pasar Kaget dengan yang lainnya, pasar ini selalu ramai dikunjungi saat pagi hari dan dikunjungi oleh ibu rumah tangga. Aku dan Ibu memasuki pasar dan mulai memilih belanja sayur-sayuran. Dengan sigap, aku membantu Ibu untuk belanja dan menawar harga yang cocok. Ibu selalu mengajarkanku bagaimana cara untuk menawar harga, agar  aku bisa melakukannya saat berbelanja tanpa Ibu. Sayur yang ada di pasar sangat beragam dan juga dijual dengan harga terjangkau dari tempat lainnya. Selain itu, pedagang sayuran tidak mematok harga yang tinggi dan biasanya sebelum pagi mendatang, para penjual membeli sayur terlebih dahulu di malam hari untuk dijual pada saat pasar dibuka. Sehingga, penjual dapat menyediakan sayur-sayuran yang masih segar untuk dibeli oleh pengunjung.

Setelah selesai belanja sayur, Ibu mengajakku untuk berpindah tempat ke pedagang ikan segar. Bagiku, hal yang menyenangkan saat melihat pedagang ikan adalah menangkap ikan dan membersihkannya dengan cekatan. Karena Ibu tahu bahwa aku sangat menyukai sup pindang ikan patin, Ibu membeli satu ekor ikan patin yang berukuran besar. Mungkin, pedagang ikan di pasar tradisional terlihat tidak rapi seperti pedagang di pasar modern ataupun swalayan. Namun, tidak mengurangi antusias pembeli dan juga kualitas ikan segar di pasar tidak kalah dengan yang ada di pasar modern. Sebagai pembeli, tentu kita harus pandai menilai penampilan penjual dan kebersihan tempat agar kita bisa tenang dalam membeli barang. 

Sebelum pulang ke rumah, aku dan Ibu lanjut berpindah tempat lagi ke pedagang kue subuh dan masakan. Disana pedagang menjual berbagai jenis kue dan masakan mulai dari nasi uduk, nasi kuning, dadar gulung, lemper, wajik, dan masih banyak lagi. Lalu, aku dan Ibu mendatangi salah satu pedagang masakan yang bernama Warung Ibu Fajri. Di warung tersebut, kami menyantap sarapan dengan dua porsi nasi uduk dan membeli aneka kue subuh. Menurutku, hal yang sederhana ini dapat menyenangkan apabila dilakukan bersama orang tersayang. Meskipun bertempat di pasar, aku sangat menikmati momen berbelanja dengan Ibu karena, momen ini sangat aku tunggu di setiap minggu. Dengan berbelanja di pasar tradisional bersama Ibu, aku juga dapat mengetahui bagaimana cara menawar harga, memilih barang dengan teliti, dan membeli kebutuhan secara mudah yang sangat terjangkau. 

Pasar modern bisa saja menyaingi pasar tradisional, dari segi harga, kenyamanan, fasilitas, kebersihan, dan proses transaksi. Namun, bagi masyarakat yang tidak mampu dalam ekonomi berbelanja di pasar modern akan tetap membutuhkan keberadaan pasar tradisional. Di dalam pasar ini, kita memiliki kesempatan untuk saling berkenalan, berbicara kehidupan sehari-hari, dan berbagi pengalaman. Sering kali terbentuk interaksi sosial yang erat dan ikatan relasi antara penjual dan pembeli terjalin dengan harmonis.


Feature ini telah dipubliskasikan oleh Klikwarta.com pada 14 Juli 2023. https://klikwarta.com/belanja-di-pasar-tradisional-dengan-ibu









Post a Comment

Lebih baru Lebih lama