Pexels.com/Ilustrasi foto menggunakan sunscreen |
Dalam kehidupan sehari-hari, cahaya matahari telah menjadi sumber daya yang banyak sekali manfaatnya, terutama bagi kesehatan tubuh. Namun, di balik manfaatnya, terdapat efek yang tersembunyi dan seringkali merusak yang dapat dialami kulit kita jika terkena paparan sinar matahari secara berlebihan. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang masih awam tentang risiko kerusakan sinar matahari. Meskipun tinggal di negara tropis yang hampir sepanjang tahun terpapar sinar matahari, kesadaran masyarakat Indonesia dalam menggunakan sunscreen/sunblock masih rendah.
Berdasarkan data dari INTAGE 2019 yang dilakukan oleh Shiseido study research, penggunaan sunscreen/sunblock di Indonesia masih sangat rendah, hanya mencapai dua persen. Ini tentunya sangat amat disayangkan, terutama setelah mengetahui apa saja dampaknya terhadap kulit manusia. Zachary W. Lipsky, seorang insinyur biomedis di Universitas Binghamton, menemukan bahwa radiasi UV melemahkan ikatan yang membantu sel-sel di lapisan teratas kulit saling melekat, merusak integritas struktural kulit dan membuatnya lebih rentan
terhadap infeksi.
Penelitian sebelumnya telah mendokumentasikan bagaimana setiap jenis radiasi UV menembus ke dalam kulit pada kedalaman yang berbeda, dan bahwa paparan berkepanjangan dapat menyebabkan kanker kulit. Namun, cara tepatnya radiasi ini merusak kulit manusia dengan cara di luar itu, telah menerima perhatian yang lebih sedikit. Peneliti dari industri kosmetik telah berdebat selama bertahun-tahun apakah sinar UVA lebih buruk daripada sinar UVB dalam menyebabkan kerusakan foto, yang mengakibatkan munculnya kerutan lebih awal dan peningkatan kerapuhan jaringan.
Studi Binghamton menggunakan sampel kulit payudara perempuan (dipilih karena biasanya hanya terpapar tingkat sinar matahari rendah) yang dikenakan berbagai panjang gelombang radiasi UV. Apa yang ditemukan oleh Lipsky dan Jerman adalah tidak ada rentang UV yang lebih berbahaya daripada yang lainnya, sebaliknya, kerusakan berkaitan dengan jumlah energi UV yang diserap oleh kulit. Di samping itu, penemuan yang lebih signifikan adalah mekanisme bagaimana UV secara tepat merusak kulit. Studi ini menunjukkan bahwa UV melemahkan ikatan antara sel-sel di lapisan stratum korneum (lapisan teratas kulit) dengan mempengaruhi protein dalam corneodesmosome yang membantu sel-sel untuk melekat satu sama lain. Itulah mengapa kulit yang terbakar sinar matahari akan mengelupas.
Namun, masih banyak yang harus dilakukan. Pentingnya perlindungan sinar matahari pada anak-anak sangat penting karena beberapa ahli memperkirakan bahwa hingga 80 persen paparan sinar matahari seumur hidup seseorang didapatkan sebelum usia 18 tahun. Paparan berulang terhadap radiasi ultraviolet matahari menyebabkan sebagian besar perubahan kulit (keriput, bintik-bintik usia, dan pembuluh darah yang pecah) yang umumnya dianggap sebagai hasil normal dari penuaan. Penuaan memang memainkan peran, tetapi efek ini terjadi jauh lebih awal dalam hidup pada kulit yang terpapar sinar matahari. Cahaya UV merusak serat elastin dalam kulit, menyebabkannya melar, kendur, dan berkerut. Itu juga merusak pembuluh darah permukaan, membuatnya menjadi lebih rapuh dan mudah memar.
Maka sangat beresiko pada kesehatan kita, terutama dalam jangka panjang. Mengingat bahaya akibat sinar matahari, tentu kita harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya, terutama karena mencegah kerusakan lebih mudah dan lebih murah daripada mengembalikannya. Ketika beraktivitas di luar ruangan, sebisa mungkin lakukan pada pagi atau sore hari, hindari jam puncak sinar matahari antara pukul 10 pagi
hingga 4 sore.
Selain itu, rutin aplikasikan sunscreen/sunblock dengan setidaknya SPF 30 atau lebih tinggi pada kulit yang terpapar sepanjang tahun, bahkan pada hari yang berawan sekalipun, dengan menggunakan setidaknya seujung penuh jari hanya untuk wajah. Oleskan sunscreen/sunblock setengah jam sebelum keluar dan ulangi setiap dua jam dan setelah berada di dalam air. Sunscreen/sunblock modern tidak berminyak atau lengket, tetapi efektifitasnya berkurang seiring berjalannya waktu, jadi pastikan untuk memeriksa tanggal kadaluarsa. Bahkan jika Anda sedang duduk di bawah payung di pantai atau taman, sinar matahari yang dipantulkan akan tetap mengenai kulit.
Kenakan topi dengan lebar tepi yang cukup. Pakai juga kacamata hitam dan pakaian berkualitas tinggi, termasuk pakaian renang, yang dilengkapi perlindungan SPF bawaan. Semakin gelap dan berat kainnya, semakin baik. Dalam menghadapi risiko kerusakan kulit oleh sinar matahari, pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Dengan mengadopsi kebiasaan perlindungan sinar matahari yang tepat, kita dapat menjaga kulit kita tetap sehat dan terhindar dari risiko yang berbahaya.
Memahami efek merugikan radiasi matahari pada kulit penting untuk meningkatkan kesehatan kulit. Dengan menerapkan langkah-langkah perlindungan matahari yang efektif, kita dapat mengurangi risiko kerusakan kulit, penuaan dini, dan kanker kulit. Mengadopsi gaya hidup yang aman dari sinar matahari akan membantu memastikan bahwa matahari tetap menjadi sumber vitalitas dan kenikmatan tanpa mengorbankan kesehatan kulit kita.
Feature ini telah dipubliskasikan oleh Klikwarta.com pada 9 Juli 2023. https://www.klikwarta.com/mengungkap-dampak-matahari-bagi-kesehatan-kulit
Posting Komentar